DIFONIS KANKER

DIFONIS KANKER
mungkin ini kisah persahabatan kita.
kita dilahirkan degan tanggal, bulan, dan tahun yang sama. hanyalah berbeda jam saya jam 9 pagi dan dia jam 9 malam,
dan rumah kita pun bersebelahan, dan tepatnya Di Komplek Imigrasi, saya bahkan dijulukin sama orang "KEMBAR BEDA KELAMIN",
tetapi dia sudah mempunyai penyakit kanker hati, bahkan dia difonis dokter umurnya tidak akan lama, karena kanker yang
dia derita cukup parah.
17 tahun kemudian
Saya bersekolah bareng dengan Sonya, dan saya sama Sonya pun satu kelas, saya terkadang
merasa kasian dengan Sonya, dia terkadang muntah dikelas dan bahkan pernah pingsan dikelas, sudah 16 tahun usianya tetapi 
penyakitnya masih disembunyikan oleh ibunya karena ibunya nggak mau kalau anaknya tau tentang penyakit yang dia alami ini,
ibunya terus membawa dia kedokter, terus dia menanyakan kepada ibunya, Sonya: Ibu, kenapa aku dibawa terus kedokter ibu,
emangnya aku sakit apa ibu, ibu Sonya: kamu tidak apa apa kok nak(sambil menahan rasa sedihnya). 
Lalu saya berusaha untuk membahagiakan dia walaupun tidak lama hanya beberapa tahun yang akan dateng. Dia terus menanyakan
kepada ku, apa yang terjadi kepada ku, dan apakah aku terkena kanker, aku tetap menutupi rahasia itu, dan aku hanya menjawab
kamu tidak kenapa kenapa kok, kamu hanya kecapean, mangkanya kamu harus banyak banyak minum obat yang ibu kamu berikan 
kepada kamu, aku tidak tahan tangis melihat dia sekarang, suatu ketika dia sudah mendingan, dan dia kesekolah kembali,
teman temannya menyambut dia dengan rasa yang seneng, Temen: selamat yah Sonya, akhirnya kamu besekolah kembali, Sonya: iyh,
makasih yah teman, Sonya adalah anak yang cerdas, dia walaupun sudah ketinggalan pelajaran, tetapi dia terus kejar pelajaran
yang dia ketinggalan. Pada saat aku dan dia lagi dikantin, dia bilang kepada aku, Sonya: aku makan mie yah?, aku: tapi kan
kamu nggak boleh makan mie sama dokter, Sonya: gpp lah, sekali sekali, aku kangen banget sama mie. Yah saya nggak bisa
melarangnya. Dan tiba tiba saat kita pulang sekolah dia pingsan, dan aku panik, lalu aku membawanya kerumah sakit, lalu
aku menelpon ibunya, dan ibunya Sonya akhirnya dateng, dan menanya, ibunya Sonya: Sonya kenapa?, aku: tadi dia makan mie tante?, ibunya Sonya:
kok bisa dia makan mie?, aku: tadi dia katanya kangen, sama mie tante, yah aku nggak bisa melarangnya. Dan terus ibunya Sonya
panik dan terus menanggis, dan akhirnya dokter pun keluar, ibunya Sonya: dok, anak saya kenapa?, dokter: kanker anak ibu semakin
membengkak, ibunya Sonya: ahh, dok, saya mohon tolong sembuhkan anak saya(sambil menanggis), dokter: iyh bu, anak ibu akan saya
berikan media yang terbaik yang ada dirumah sakit ini. Saya pun meminta maaf kepada ibunya Sonya, aku: tante, maafin aku yah,
aku nggak bisa menjaga Sonya dengan baik, ibunya Sonya: iyh, tapi lain kali kalo dia makan mie lagi tolonggggg larang dia yah
saya: iyh tante, saya janji akan melarang Sonya makan mie lagi, ibunya Sonya: makasih yah. Disaat saya sedang meminta maaf, dia pun
sadar dari pingsannya, lalu ibunya langsung memeluk dia dengan erat dan menangis.
Keesokan harinya dokter pun mengatakan dia udah boleh pulang, tetapi dia masih harus check up kedokter.
Sesampainya Sonya dirumahnya, aku sudah merias kamar tidurnya dengan bertema frozen, ketika Sonya memasukin kamarnya, dia sangat
senang dan kembali terseyum kembali. Dan aku langsung memeluknya dengan erat sambil menahan rasa sedih. Hari demi hari
tubuhnya semakin melemah dan badannya yang tadinya segar bugar sekarang menjadi melemah, sekarang dia sudah tidak sekolah 
lagi, karena dia sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan, tapi walaupun Sonya tidak sekolah, aku yang selalu memberikan
pelajaran yang aku belajar disekolah. penyakitnya dia memang datengnya selalu tiba tiba disaat apa saja kalau penyakitnya
kambuh dia akan pingsan yang lama. Ketika saya mengajak dia ketaman, dia merasa senang banget dan merasa gembira tapi 
ketika kita lagi jalan jalan tiba tiba Sonya terjatuh dari kursi rodanya, saya pun langsung membawa Sonya kerumah sakit,
dokter mengatakan kepada saya banyak banyak lah berdoa, karena Sonya sekarang sedang mengalami koma yang dapat diprediksi 
sangat lama bahkan Sonya bisa meninggal, ibunya Sonya pun dateng kerumah sakit, ibunya Sonya pun menanyakan kepada saya apa yang terjadi
kepada Sonya, aku menjawab tadi Sonya terjatuh ditaman, dan pingsan, aku langsung bawa dia kesini, terus Sonya tidak kenapa kenapa
kan??, aku terdiam dan menanggis, ibunya Sonya pun semakin menanyakan kepada aku, saya: ibu, dia sekarang koma yang sangat lama
dan dapat mengakibatkan meninggal(sambil menanggis), ibunya Sonya setelah mendengar saya mengomong saya seperti itu ibunya Sonya
langsung pingsan, dan aku mencoba membangunkan ibunya dia, akhirnya ibu pun tersadar dan dia langsung menanggis.
saya: bu, daripada ibu menanggis terus, mendingan ibu mendoakan Sonya supaya dia bisa sembuh kembali, ibu: iyh, ayo kita
kemesjid.
Ketika esokan harinya saya bersama ibunya Sonya kerumah sakit, dokter mengatakan dia sudah harus dioperasi secepatnya. Ibu pun 
langsung keadminitrasinya, dan Sonya langsung saat itu juga dioperasi.
5 jam kemudian
Dokter pun akhirnya dan mengatakan dengan rasa yang sangat menyesal, Dokter: bu, maaf kami sudah berusaha yang sedemikian 
mungkin, tetapi tuhan berkehendak lain, maaf bu anak ibu telah dipanggil sang rahmat tuallah, saya dan ibunya Sonya pun menangis dan
merasa tidak percaya. Dan jenazahnya Sonya pun dibawa kerumahnya SOnya, dan Sonya dimakamkan dipermakaman yang ada disekitar 
rumahnya.
40 hari kemudian
ketika sesudah pengajian 40harian, ibunya Sonya pun mengasihkan saya kaset yang Sonya buat untuk saya.
---SELESAI---
Previous
Next Post »